Media Berbagi Berbagai Hal

Penyebaran Hoax Via WhatsApp Picu Pembunuhan Hingga Penculikan di India

Hoax memang kejam. Mungkin itu yang bisa Diza Ungkapkan. Isinya yang sering kali mengadu domba dan menyudutkan orang atau tokoh memang dengan mudah tersebar. Seperti yang kita ketahui berita-berita hoax yang menyebar via media sosial semisal WhatsApp dll sangat sulit kita bendung. Di negara kita sendiri, Hoax adalah hal yang masih menjadi ancaman. Bagaimana tidak, hoax di Indonesia sering kali mengadu domba antar kelompok dan bahkan tokoh terkenal.

Beda lagi cerita di India. Menurut informasi yang Diza dapat, India adalah negara dengan pengguna WhatsApp terbanyak dengan 200 juta pengguna. Dengan banyaknya pengguna, tentu potensi penyebaran hoax via WhatsApp di negara ini menjadi semakin besar. Bahkan, WhatsApp sendiri sering kali disalahkan atas penyebaran hoax di platformnya.

Di India efek dari penyebaran hoax terbilang ekstrim. Dikutip dari Liputan6.com sejumlah orang dibunuh tanpa proses peradilan (lynching) disebabkan hoaks dan disinformasi viral di aplikasi tersebut. Dalam dua bulan terakhir, terjadi 20 lynching karena hoaks dan misinformasi. Parah, ekstrim banget kan? Padahal menurut Diza, hoax di Indonesia udah parah... (T.T)

WhatsApp tengah menjadi sorotan selama beberapa bulan terakhir terkait peredaran hoaks dan disinformasi yang ada di layanannya. Mirisnya, hoaks tersebut menyulut kekerasan massa dan kadang berujung mematikan.

Baca Juga : WhatsApp Batasi Fitur 'Forward' untuk Menekan Penyebaran HOAX.

Menurut laporan The Guardian, setidaknya 20 lynching terjadi dalam dua bulan terakhir disebabkan tuduhan penculikan anak yang tersebar di WhatsApp. Lynching adalah pembunuhan di luar proses peradilan, yang direncanakan terlebih dahulu oleh suatu kelompok

Berikut kutipan yang Diza ambil langsung dari laman Liputan6.com
Kepolisian India menangkap 25 orang setelah seorang pria dibunuh oleh massa dalam kasus lynching, yang disebabkan hoaks penculikan anak di WhatsApp.
Mereka ditangkap pada Minggu (15/7/2018) atas pembunuhan Mohammad Azam (27), yang diserang bersama dua temannya oleh dua ribu orang di distrik Bidar, pada Jumat malam (13/7/2018).
Teman-temannya mengalami luka parah. Insiden penyerangan ini terjadi beberapa hari setelah Facebook menerbitkan iklan di surat kabar India tentang tips membatasi penyebaran informasi palsu di WhatsApp.
Dalam dua bulan terakhir, lebih dari 20 orang menjadi korban lynching di India terkait kasus peredaran hoaks tersebut.
Azam dan teman-temannya diserang ketika menawarkan coklat kepada anak-anak lokal. Tiba-tiba salah satu anak mulai menangis, membuat warga sekitar menganggap mereka sebagai penculik. Kecurigaan ini muncul karena tengah banyak rumor di media sosial tentang penculikan anak di wilayah tersebut.
Mereka awalnya berhasil menyelamatkan diri, tapi kemudian bertemu dengan massa dalam jumlah yang lebih besar. Penduduk setempat memberikan peringatan tentang ketiganya ke desa-desa terdekat melalui WhatsApp. Tiga polisi terluka parah menghadapi massa yang mengamuk selama hampir satu jam.
Sebelumnya, lima orang meninggal dunia di negara bagian Maharasta pada 1 Juli 2018. Massa melihat para korban berbicara dengan seorang anak, memicu dugaan penculikan. 
Google Berjanji Tidak Menggunakan AI untuk Senjata

Google Berjanji Tidak Menggunakan AI untuk Senjata

Google telah berjanji untuk tidak menggunakan AI (Artificial Intelligence) untuk senjata, menyusul protes atas kemitraannya dengan militer AS.

Keputusan untuk menyediakan alat pembelajaran mesin untuk menganalisa rekaman drone menyebabkan beberapa karyawannya mengundurkan diri.

Google mengatakan kepada karyawan pekan lalu, bahwa ia tidak akan memperbarui kontraknya dengan Departemen Pertahanan AS yang akan berakhir tahun depan.

Ia sekarang mengatakan tidak akan menggunakan AI untuk teknologi yang menyebabkan cedera pada orang.

img by Analytics India Mag
Pedoman baru untuk penggunaan AI diuraikan dalam posting blog dari kepala eksekutif Sundar Pichai.

Dia mengatakan perusahaan tidak akan mendesain AI untuk:

  • technologies that cause or are likely to cause overall harm
    teknologi yang menyebabkan atau cenderung menyebabkan kerusakan
  • weapons or other technologies whose principal purpose is to cause or directly facilitate injury to people
    senjata atau teknologi lain yang tujuan utamanya adalah menyebabkan atau secara langsung memfasilitasi cedera pada orang
  • technology that gathers or uses information for surveillance violating internationally accepted norms
    teknologi yang mengumpulkan atau menggunakan informasi untuk pengawasan yang melanggar norma-norma yang diterima secara internasional
  • technologies whose purpose contravenes widely accepted principles of international law and human rights
    teknologi yang tujuannya bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum internasional dan hak asasi manusia yang diterima secara luas

Dia juga meletakkan tujuh prinsip lagi yang katanya akan memandu desain sistem AI di masa depan:

  1. AI should be socially beneficial (AI harus bermanfaat secara sosial)
  2. It should avoid creating or reinforcing bias (Ini harus menghindari menciptakan atau memperkuat bias)
  3. Be built and tested for safety (Dibangun dan diuji untuk keamanan)
  4. Be accountable (Bertanggung jawab)
  5. Incorporate privacy design principles (Menggabungkan prinsip desain privasi)
  6. Uphold high standards of scientific excellence (Menjunjung tinggi standar keunggulan ilmiah)
  7. Be made available for use (Tersedia untuk digunakan)

Ketika Google mengungkapkan bahwa mereka telah menandatangani kontrak untuk berbagi teknologi AI dengan Pentagon, sejumlah karyawan mengundurkan diri dan ribuan lainnya menandatangani petisi protes.

"Proyek Maven" melibatkan penggunaan pembelajaran mesin untuk membedakan orang dan objek dalam video drone.

Electronic Frontier Foundation menyambut ini dengan senang hati dan menyebutnya dengan "big win for ethical AI principles" ("kemenangan besar untuk prinsip etika AI").

Source : BBC Tech

Glosarium
Artificial Intelligence atau hanya disingkat AI adalah Kecerdasan Buatan atau kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Pelajari lebih lanjut tentang AI

Google Luncurkan Pemblokir Iklan dalam Chrome

img : thetechhacker.com
Google telah meluncurkan pemblokir iklan untuk peramban web Chrome yang dirancang untuk mencegah iklan yang mengganggu pengguna saat mengakses situs.

Google mengumumkan langkah tersebut untuk mengurangi iklan video full-page dan auto-playing yang sering terjadi.

Pilihan iklan yang akan dicekal akan ditentukan oleh Coalition for Better Ads (CBA) - terdiri dari perusahaan termasuk Google dan Facebook.

Situs akan memiliki waktu 30 hari untuk menghapus iklan yang mengganggu sebelum pemblokiran dimulai.

Sebuah survei terhadap 40.000 pengguna web AS dan Eropa menemukan bahwa iklan yang paling mengganggu adalah iklan halaman penuh yang menyembunyikan konten halaman web dan iklan animasi yang berkedip, menurut sebuah blog oleh Chris Bentzel di Google.

"Chrome secara otomatis akan memblokir iklan di situs yang gagal Standar Better Ads," tulis Bentzel.

"Bila setidaknya satu permintaan jaringan telah diblokir, Chrome akan menunjukkan kepada pengguna pesan yang menunjukkan bahwa pemblokiran iklan telah terjadi serta opsi untuk menonaktifkan setelan ini ....."

Industri iklan umumnya menerima tindakan tersebut, kata Emily Tan, editor di majalah Campaign.

"Awalnya, orang khawatir akan menerapkan pemblokiran iklan di seluruh dewan," katanya kepada BBC.

"Sekarang setiap orang memiliki gambaran yang lebih jelas tentang apa yang dilakukannya."

Block party
Situs yang telah mengubah iklan yang mereka tampilkan setelah diperingatkan oleh Google termasuk LA Times dan Chicago Tribune.

Namun, pengguna yang hanya ingin memblokir iklan sebanyak mungkin bisa mencari solusi lain.

Perusahaan pesaing Adblock Plus telah menganalisis seberapa efektif alat pendeteksi iklan CBA, karena kemampuannya untuk mencekal iklan yang dijelaskan dalam CBA White Paper yang diterbitkan tahun lalu.

Analisis tersebut menemukan bahwa pemblokir CBA gagal mencegah iklan yang memposisikan teks artikel pada halaman web saat pengguna membacanya, misalnya untuk membuat jalan bagi iklan video yang diputar secara otomatis.

"In total, the new CBA-endorsed ad skimmer will only block 16.4 percent of the ad types listed in its white paper" kata juru bicara Adblock Plus.

Dia menambahkan bahwa Adblock Plus mencekal 92,7% iklan dengan perbandingan.

Browser Chrome digunakan pada sekitar 60% komputer dan perangkat mobile, menurut statistik dari Stat Counter, W3Counter dan Net Applications. (BBC)

Inilah Lagu Balasan untuk "Jaran Goyang" Nella Kharisma

Jaran Goyang, Yah, hal yang mungkin agak tabu bagi sebagian orang ini mendadak ngetren di masyarakat karena menjadi sebuah judul lagu. Lagu yang mengusung hal klenik itu dinyanyikan oleh Nella Kharisma. Kamu pasti sudah pernah dengar kan? Hayo ngaku.. :) Kalo belum pernah denger, bisa googling deh.. banyak yang nyediain link downloadnya kok.. :)

Nah, maraknya lagu "Jaran Goyang" - Nella Kharisma ini, agaknya memancing kreatifitas untuk membuat lagu balasannya. Adalah Kery Astina, seorang youtuber yang Diza tahu mengupload video dengan lagu balasan untuk Jaran Goyang. Diza sendiri tahu lagu balasan Jaran Goyang ini dari Chanel Youtube Kery Astina. berikut beberapa informasi tentang lagu balasan ini
Lirik by: Kery Astina & Ihsan Sharga DJDJ Production https://m.youtube.com/channel/UCFIck5...
Collab Instrument with : @AdieNote https://www.youtube.com/channel/UCJzv...
Editor Video : Kery Astina
Voiced by : Kery Astina
Original Song by : Nella Kharisma / NDX / VIA VALLEN - Jaran Goyang
Mixing Mastering by: @Iqbal.qudus

Back to topic, lagu balasan Jaran Goyang ini berjudul "Baca Qur'an". Cukup menarik. Karena menurut Diza, judul tersebut juga pas sebagai lawan tanding dari Jaran Goyang itu sendiri. Nah, untuk memahami kenapa "Baca Quran" ini tepat untuk balasan lagu "Jaran Goyang", silakan di tonton video dari Chanel Kery Astina berikut:


NB :

Download UC Browser, Browser Internet Tercepat untuk SmartPhone!

Perkembangan dunia digital yang begitu pesat kini membuat setiap orang merasa perlu untuk memiliki gadget simpel nan canggih. Entah itu berupa smartphone atau tablet. Bagaimana tidak, dengan adanya smartphone atau tablet, penggunanya akan lebih mudah mendapatkan informasi yang di inginkan melalui internet. Tak hanya informasi melalui intenet, kini akses ke media sosial pun jadi lebih mudah dengan menggunakan smartphone atau tablet. Semua seakan ada dalam genggaman.

Apakah dengan smartphone canggih saja sudah cukup? Tentu tidak. Untuk mengakses jutaan informasi di internet atau mengakses media sosial, kamu harus memiliki browser yang handal di gadget kesayanganmu. Mungkin timbul di benakmu, "Bukankah setiap gadget sudah memiliki brower bawaan?". Ya, memang setiap gadget yang bisa mengakses internet memiliki browser bawaan. Tapi, itu tidak cukup. Kamu perlu browser yang lebih cepat dan canggih!

Diza sangat menyarankan aplikasi "UC Browser" untuk smartphone atau tablet kamu. Kenapa harus UC Browser? Diza sendiri telah menggukan UC Browser sejak lama. Bahkan saat masih menggunakan HP JAVA pun Diza sudah menggunakannya. Tak hanya karena pengalaman pribadi, berikut adalah beberpa keunggulan UC Browser yang Diza kutip dari beberapa blog dan website resmi UC Browser..
  • Cepat dan Hemat biaya data,
  • Memiliki Banyak Media Add-on,
  • Support berbagai platform,
  • Memiliki versi Mini - UC Mini,
  • Download Manager cepat dan optimal,
  • Interface (tampilan) yang user friendly,
  • Mempunyai fitur Mode Malam, dll
    Kelebihan UC Browser selengkapnya >>

uc browser

Dengan beberapa kelebihan diatas, tentu kamu harus memiliki aplikasi UC Browser di perangkat pintar kamu. Kamu bisa men-download aplikasi ini dengan gratis melalui link yang Diza bagikan.

Nah, inilah beberapa link download UC Browser dari DizaShared..
1. UC Browser (15.8 Mb) - Google Play - Alternatif
2. UC Mini (1.47 Mb) - alternatif
Back To Top